“apa kamu serius ki mau pindah ke kalimantan? Kamu tega tah
ninggalin aku disini”
“maafin aku vir, tapi
aku benar-benar harus pergi”
Kesedihan terpancar
di raut muka ku ketika aku melihat rizki pergi meninggalkan ku menggunakan
sebuah mobil tua berwarna merah, tak ku sangka orang yang selama ini ada disaat
aku butuhkan akan pergi meninggalkan ku,
Selama satu tahun
setelah kepergian rizki aku menjadi pendiam, dan setiap malam aku hanya ninamun
dan memandang ke luar jendela kamarku, aku mengingat ketika dulu aku selalu
bersama dengan rizki
saat itu usia ku
masih 15 tahun dan aku masih duduk di kelas 1 sma, hari itu gak akan pernah aku
lupakan.. dimana aku jadian dengan rizki..
FLASH BACK
Aku dan rizki adalah
sahabat dari kecil, sejak bayi kami sudah tinggal bersebelahan rumah,
kemana-kemana kami selalu pergi bersama, hingga teman-teman di sekolah kami
memanggil kami sahabat kembar, aku tidak tau dari kapan teman-teman kami
memberi jilukan itu kepada kami, tapi yg jelas julukan itu sudah ada dari sejak
kami kelas 2 sd hingga sekarang, dan kami menyukai julukan itu..
Pagi itu cuaca
mendung
“vir,virly!” teriak
rizki di depan rumahku
“kenapa?” jawabku
dari jendela kamarku
“cepet keluar, aku
mau ngajakin kamu ke rumah ardi”
“mau ngapain kesana?”
“udah ikut aja bawel”
aku keluar rumah dan
menghampiri rizki yg tengah menunggu ku di depan rumah menggunakan motor matic
berwarna biru miliknya... selama dijalan rizki terlihat berbeda dengan
hari-hari biasanya, dia adalah orang yang crewet, namun saat itu dia terlihat
begitu berbeda, mukanya terlihat pucat dan gugup..
“kamu knp ki?” kataku
pada rizki
Rizki tidak menjawab
pertanyaan ku dan hanya menggelengkan kepala. Apa yang sebenarnya terjadi pada
rizki? Aku sangat bingung ketika itu, tidak lama kemudian dia berhenti di
sebuah taman dan menyuruhku untuk turun.
“kenapa berhenti
disini ki? Tingkahmu itu bikin aku bingung”
tanya ku kesal kepada rizki
“lihat kebelakang vir”
jawab rizki santai
Aku terkejut ketika
aku memalingkan badan ku ke arah belakang, dan disana aku melihat taman indah
dengan rangkaian bunga mawar yg dirangkai sedemikian rupa hingga tertulis I
LOVE U di tengah taman itu,
“hah? Apa ini ki?”
“ih dodol, masak
enggak ngerti si sama maksud aku?” Jawab
rizki sambil mencubit kedua pipiku
“seriusan aku gak
ngerti ki”
“oke-oke, aku jawab
pertanyaan kamu. vir, ak itu sayang sama kamu”
“so?”
“dasar bawel,kamu mau
gak jadi pacar aku?” tanya rizki serius
“mau gak ya? Hmm...
ak mau ki” jawabku dengan pasti
“serius vir?”
“mmm... he’em..”
Ketika kami akan
meninggalkan taman, tiba-tiba hujan turun dengan deras nya seakan tidak
menginginkan kami meninggalkan taman itu. kami meneduh di bawah salah satu
gazebo yang ada di taman itu. hujan tidak kunjung reda, sehingga kami pun lama
di taman itu, rizki menyanyikan sebuah lagu untukku, lagu yang menggambarkan
perasaannya pada ku pada saat itu..
Tanggal 12 february 2009
tepat ketika aku berulang tahun yang ke 15 itulah dia menembakku, aku tidak
akan pernah melupakan satu detik pun kenangan itu. Semenjak hari itu hidup aku
terasa berbeda dan menjadi lebih indah, rizki selalu membuat aku tersenyum
ketika bersamanya, setiap pagi dia selalu menaruh setangkai bunga mawar merah
di depan pintu rumahku, di sekolah pun dia juga selalu memberi kejutan yang
berbeda-beda setiap harinya.
Satu tahun setelah
kami berpacaran aku terkejut ketika rizki berkata padaku bahwa dia akan pindah
ke kalimantan untuk ninanjutkan sekolah disana, saat itu kami sedang makan di
kantin sekolah, dia menatapku seakan tidak ingin memalingkan pandangan nya dari
wajahku
“vir..” panggil rizki
“kenapa ki?” jawabku
sambil tersenyum
“gimana kalok
misalkan aku pergi jauh ninggalin kamu, apa kamu bakalan kangen sama aku?” Ucap
rizki serius
“maksud kamu apa ki?
Kamu mau ninggalin aku?”
“vir, besok ayahku
akan di pindah tugasin ke kalimantan sama atasan nya”
“kamu serius ki? Gak
usah bercanda deh ki, gak lucu ah”
“apa muka aku
kelihatan lg bercandavir?”
Pada saat itu aku
tidak sanggup menjawab petanyaan dari rizki, aku berlari pergi meninggalkan
meja dimana aku duduk dengan rizki, rizki memanggilku dan mengejarku namun aku
tetap tidak mau berhenti. Aku masuk ke kelas dan disana aku menangis, kiki
salah satu sahabatku melihatku menangis dan ia datang menghampiriku dan
bertanya padaku.
“kamu kenapa nin?”
tanya kiki
“gak papa ki”
“gak mungkin kamu
nangis kalok gak ada sesuatu yang terjadi sama kamu”
Kiki bingung kenapa
aku menangis, pada saat itu rizki datang dan menjelaskan semua pada kiki. rizki
menyuruh kiki untuk meninggalkan kami berdua di kelas, rizki meminta maaf
kepada ku tentang masalah di kantin tadi, aku yang sedang emosi dan masih belum
bisa menerima kenyataan itu akhirnya menyuruh rizki meninggalkan ku di kelas...
Dan keesokan hari
nya, rizki dan keluarganya benar-benar serius pindah ke kalimantan
Usia ku kini telah
menginjak 17 tahun, sejak kepergian rizki dia tidak pernah mengirimi ku kabar
sama sekali, apa mungkin rizki sudah melupakan ku? Aku tidak pernah tau
sekarang dia tinggal dimana..
Disaat aku sedang
asyik memperhatikan dan melihat bintang-bintang
di langit tiba-tiba seseorang mengaget kan ku dari belakang,
“hey !!” tegur fuzella
“eh zel, kamu
ngagetin aja, sama siapa kesini?” jawabku
“sama temen-temen vir,
mereka ada di ruang tamu, tadi ibu kamu nyuruh aku masuk ke kamar kamu buat
manggil kamu”
“oh, suruh aja mereka
masuk kesini, aku lg males ni mau keluar kamar”
“kamu itu kapan vir eggk
males, selalu jawab kayak gitu, udahlah kamu itu jangan mikirin rizki terus,
pikirin tu si dani, kurang apa si dia? Dia itu baik sama kamu, perhatian, tapi
kenapa kamu gak pernah mau nanggepin dia?
“gak papa zel, aku
belum bisa buka hati buat cowok laen,”
“kapan kamu bisa lupa
sama rizki kalok kamu setiap hari Cuma ngurung diri di kamar dan enggak pernah
mau bergaul di luar rumah” sahut kiki
“bener itu yang di
bilang sama kiki vir” timpal anis
“kalian ini, bisa aja
kalo ngomong, belum saat nya buka hati buat cowok laen”
“vir, kapan kamu itu
bisa buka hati buat cowok laen? Sedangkan setiap ada cowok yang suka sama kamu
dan mau deketin kamu, kamu selalu bilang sama mereka kalok kamu belum bisa buka
hati buat mereka” bentak zella
“kamu bener zell, aku bodoh.. rizki gak pernah minta aku
nungguin dia sampek dia kembali kesini lagi” ucap ku sambil meneteskan air mata
“vir, apa mungkin
rizki itu kembali kesini lagi? Itu gak mungkin, kalok dia emang bakal kembali
ke sini lagi dia pasti bakalan bilang sama kamu sebelum dia pergi?” kata zella
menasehatiku
Malam ini teman-teman
ku akan menginap dirumahku, ketika kami sedang asyik mengobrol hp ku tiba-tiba
berbunyi, aku tidak tau siapa yg menelpon dan aku langsung mengangkatnya
“halo, dengan siapa
ya, ?”tanya ku pada org tersebut
Setelah lama aku
menunggu dan orang tersebut tidak menjawab sapaan ku aku mengulangi nya lagi
“siapa ini?”
Karna lama tidak
menjawab akhirnya aku matikan telpon nya,
“siapa vir yg
menelpon?” tanya kiki
“gak tau ki, sama dia
enggak di jawab, mungkin SB” jawab ku
“apa itu SB nin?”
“salah sambung,”
jawabku tersenyum,
Tidak lama kemudian
nomer yg tadi menelpon lagi, kali ini aku berikan hp nya kepada kiki, aku
menyuruh kiki untuk mengangkat nya.. namun kiki tidak mau, akhirnya zella menawarkan
diri untuk mengangkatnya
“halo, ini siapa ya?”
tanya zella dengan lembut
“bisakah aku bicara
dengan virly ?” jawab penelpon itu
“bisa, emang ini
siapa?” tanya zella kembali..
“ini teman nya,”
kembali penelpon itu menjawab
Kemudian zella memberikan
hp itu kepadaku, namun disaat aku bertanya kepada penelpon itu dia hanya diam
saja dan tidak mau menjawab pertanyaanku sama sekali, aku sangat marah dengan
orang itu dan aku mematikan telpon nya,.. aku non-aktifkan hp ku dan menaruhnya
di atas meja
“kenapa vir ? Tanya
anis
“gila emang dia itu,
dari tadi aku ngomong enggak di jawab sama sekali, emang tadi itu siapa si zell?”
tanya ku pada zella .
“aku gak tau vir,dia
Cuma bilang kalo dia itu temen kamu,” jawab zella bingung
“cewek apa cowok?”
“cowok nin,”
“udahlah lupain aja,
aku ngantuk mau tidur.. kalian udah ngantuk belum? Udah jam 11 tu”
“kalian tdur duluan
aja kalok udah ngantuk, aku mau chatting-an dulu sama pacar aku, boleh aku
pinjem hp kamu vir ?” kata zella
“boleh, ambil aja tu di atas meja”
Mentari pagi mulai
menampakkan diri dan menggantikan bulan menghiasi langit. terdengar dari luar
kamar ku suara ibu membangunkan ku dan sahabat-sahabat ku, tak lama kemudian
aku terbangun dan membuka pintu menghampiri ibu ku yang sedang berdiri di depan
pintu kamar..
“hari ini kamu libur
sekolah kan, kamu jaga rumah ibu dan ayah mau pergi menjenguk paman mu di rumah
sakit, tadi malam paman masuk rumah sakit” kata ibu...
“iya bu, hati-hati
ya.. ini kan masih pagi kenapa ibu buru-buru pergi? Jawabku kepada ibu
“tidak apa-apa vir ,
kasihan bude sendirian nemenin paman di rumah sakit, ibu sudah siapkan sarapan
untuk kalian di meja makan,”
“iya bu,”
“tante pergi dulu ya,
tante titip virly yaa ” kata ibu kepada teman-temanku
“iya tante,” jawab anis
Aku berjalan di
belakang ibu mengantarkan nya sampai di depan pintu rumah, pada saat aku
berdiri di depan rumah aku tiba-tiba ingat dengan rizki, aku rindu dengan dia,
aku berharap pagi ini akan ada setangkai bunga mawar tergeletak di depan pintu
rumah ku, namun itu hanya angan-angan yang tidak mungkin akan terwujud, aku
menutup pintu rumah lalu masuk ke dalam kamar dan menemui sahabat-sahabatku
yang sedang berbaring di atas tempat tidurku, aku melihat keluar jendela, aku
ingat masa-masa dulu ketika rizki masih disini bersamaku. cuaca hari ini
benar-benar persis ketika aku jadian dengan rizki dulu, mendung dan tenang, aku
melihat keluar jendela dan ninihat langit, aku harap hari ini akan turun hujan.
besok adalah 2 tahun aku jadian sama rizki, apa dia masih ingat tanggal itu?
Tanyaku dlm hati dan tanpa aku sadar aku telah meneteskan air mata.
“vir, kamu kenapa?”
tanya sahabat-sahabatku,
“aku ingat sama
rizki, hari ini mirip banget sama hari dimana aku jadian sama dia” jawabku
sambil menangis
“vir, aku yakin rizki
disana juga masih ingat kalok besok adalah 2tahun kalian jadian” ucap zella sambil
mengelus punggungku
“kamu tau dari mana
kalo dia inget tentang besok” tanya ku penasaran
“firasat aku bilang
kayak gitu vir, oh iya, tadi malam dani sms aku, dia bilang hari ini mau
ngajakin kamu maen, kamu mau gak vir?”
“udah mau aja lo vir,
buat menghibur diri kamu yang lg sedih” sahut anis
“bilang aja sama dani
nanti jam 11 suruh jemput” jawabku
“kamu serius mau vir?”
“iya zell , aku mau
tapi kalian jagain rumahku ya, jangan pergi kemana-kemana”
“oke’’ bisa di atur
say”
Mungkin memang benar
kata sahabat-sahabat ku kalok aku itu butuh refreshing agar bisa menenangkan
pikiran dan melupakan semua masalah yang ada dalam hidupku, aku harus bisa membuka
diri untuk laki-laki lain. jam menunjukkan pukul 6.30 tepat, aku dan
sahabat-sahabatku pergi ke dapur untuk sarapan pagi, ibu memasak semur jamur
kesukaan ku dan rizki semasa kami masih duduk di bangku smp dulu, aku hanya
tersenyum melihat masakan itu.. setelah selesai sarapan kami langsung
membereskan rumah dan setelah itu kami menonton tv di ruang keluarga, ketika
kami sedang asyik menonton tv, hp zella berbunyi dan ia pergi menjauh dari kami
untuk mengangkat telpon seakan tidak mau kami tau siapa yang menelpon nya zella
membuka pintu depan rumah dan keluar, tidak lama kemudian zella masuk kembali
kedalam rumah, dan kembali menonton tv bersama kami lagi...
Tidak terasa jam kini
telah menunjukkan pukul 10.15, kemudian aku bersiap-siap untuk pergi
jalan-jalan bersama dani...
“good luck ya
friend,” kata zella dengan tersenyum ke arahku
“oke zell ,” jawabku
Zella tersenyum melihat
kearahku, aku tidak ingin membuat sahabat-sahabatku selalu sedih jika mereka melihat
keadaanku yang seperti ini terus, aku ingin membuat mereka semua bahagia,
setelah aku selesai menyiapkan semuanya, aku berdiri di depan kaca dan berkata
“aku harus bisa
membahagiakan semua orang yang sayang sama aku”
Kemudian aku berjalan
menuju ruang keluarga dimana sahabat-sahabatku sedang menonton tv, aku
menghampiri mereka dan tersenyum lalu berkata
“doa’in hari ini aku
sukses ya”
“kamu pasti bisa
kalok kamu mau berusaha vir” kata zella
“iya, pasti aku bisa
teman-teman”
“aku nungguin dika
diluar aja ya zell”
“iya vir”
“bye semuaaaa:--) ”
“bye”
Saat aku membuka
pintu, begitu terkejut nya aku ketika melihat setangkai bunga mawar merah
tergletak di depan pintu rumah ku. aku menangis dan mengambil bunga itu, aku
kembali lagi masuk ke dalam ruang keluarga, di depan zella, kiki, dan anis aku
menunjukkan bunga mawar itu ke arah mereka dan menangis sekuat yang aku bisa,
rasa rindu ku yang selama ini aku pendam di dalam hati benar-benar tidak bisa
aku simpan lagi, disana mereka langsung meninukku dan ikut menangis seakan
mereka merasakan perasaan yang sedang aku rasakan saat ini.
“siapa orang yang
menaruh mawar ini di depan pintu?” tanya ku sambil menangis,
Tak ada satupun yang
menjawab pertanyaanku tersebut, aku mencoba menahan air mata ku yang terus
mengalir di pipiku,
Tin....tin...tin...
Terdengar suara
klakson motor dari luar rumah
“itu mungkin dani vir,
kamu samperin aja dia” kata anis memberi tahu
Aku langsung lari
keluar menghampiri dani dan menanyakan mengenai bunga mawar yang tergeletak di
depan pintu rumah ku itu.
“dan, apa kamu tadi
yang narok bunga mawar di depan rumah aku?” tanyaku dengan penuh tanda tanya di
dalam hati
“bukan vir, emang
kenapa?” balik dani mengajukan pertanyaan kepadaku..
“gak papa dan, ya
udahlah lupain aja, kamu mau ngajak aku kemana?”
“oh udah kamu ikut
aja, nanti kamu bakal tau sendiri”
Aku hanya tersenyum
dan memandangi wajah dani,
“udahlah vir ikut
aja, aku tau saat ini kamu belum bisa buka hati buat aku, aku gak akan paksain
kamu kokvir” kata dani padaku
“maaf dan, bukan gitu
maksud aku”
“iya vir gak papa, ya
udah ayok naik”
Begitu lama kami
menelusuri jalan yang entah kemana dani akan membawaku pergi, 2 jam perjalan
akhirnya dani memberhentikan motornya dan memarkirkan nya di sebuah rumah sakit
swasta yang bisa di bilang rumah sakit exclusive, aku tidak mengerti kenapa dani
mengajakku kesini. dani mengajakku memasuki rumah sakit dan melangkah melalui
koridor-koridor rumah sakit tersebut, aku membaca di atas dinding tertulis
ruang penyakit kanker dan kami berhenti di salah satu ruang bernama ruang mawar
nomer 13, aku semakin bingung dengan dani, apa yang sebenarnya akan dani
tunjukkan kepada ku, aku menarik tangan dani ketika ia hendak membuka pintu
ruang kamar tersebut, dani menoleh dan tersenyum ke arahku. ketika dani membuka
pintu ruang kamar tersebut dia menyuruhku untuk masuk duluan ke dalam, aku
hanya menurut dengan perintah dani, aku kaget ketika melihat kedua orang tua ku
ada di dalamnya, dan disitu juga aku melihat orang tua rizki, aku semakin
bingung dengan keadaan ini. ketika aku melihat ke sudut kamar yang lebar itu
aku melihat seorang pria terbaring tak berdaya di atas tempat tidur, aku
seperti tidak asing dengan pria itu tapi siapa aku belum tau pasti, aku mencoba
mendekatinya dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dan mengetahui siapa
pria yang ada di atas tempat tidur itu,
ternyata pria itu adalah rizki orang yang selama ini aku tunggu-tunggu
kedatangan nya tanpa basa basi aku langsung memeluk tubuh nya dengan erat, aku
menangis dan masih belum mengerti dengan semua ini, namun rizki hanya tersenyum
melihatku
“ki, aku kangen
banget sama kamu, kenapa kamu gak pernah kasih aku kabar? Apa kamu udah lupa
sama aku? ” tanya ku dengan rasa rindu yang sudah memuncak
“aku juga kangen sama
kamu bawel, kamu apa kabar? Tambah cantik aja sekarang, aku gak mungkin vir lupa
sama kamu” jawab rizki
“terus kenapa kamu
gak kasih aku kabar? Kamu bilang kamu ke kalimantan, tapi kok masih disini?”
Semua orang diruangan
itu keluar meninggalkan aku dan rizki berdua disini, rizki pun mulai
menjelaskan semua yang terjadi kepada ku dan betapa terkejut nya aku ketika ia
bilang bahwa ia menderita penyakit leukimia stadium akhir, aku menangis di
depan rizki dan dia menyuruhku agar tidak menangis karna itu hanya akan
membuatnya bersedih,
“kamu bo’ong kan ki?
Kamu enggak serius kan?” tanya ku memastikan semua perkataan nya
“enggak vir, aku
serius, kamu dari dulu enggak pernah berubah ya, selalu aja enggak pernah mau
percaya sama aku”
“gimana aku bisa
percaya jika semua ini terjadi sama kamu ki,”
“selama 1 tahun ini
aku selalu memperhatikan perkembanganmu, aku sedih ketika mendengar dari ayah
sama ibu kamu kalok kamu sekarang menjadi wanita yang pendiam vir, dulu waktu
aku pertama kali mendengar kalo aku menderita penyakit leukimia aku sama kayak
kamu vir, aku syok banget, makannya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan
kamu agar kamu tidak terlalu menderita dengan penyakit aku ini. cukup aku aja
yang menderita vir, dokter bilang umur aku sudah tidak lama lagi vir”
aku mengerti dengan
sifat rizki dan semua yang dia pikirkan, aku tidak ingin membuatnya semakin
sedih karna melihatku menangis, aku ingin membuat hari-hari terakhir rizki
menjadi lebih indah...
zella, kiki, dan anis
masuk ke dalam ruang dimana aku dan rizki berada di dalamnya, mereka
mengejutkanku, zella menjelaskan semuanya kepada ku bahwa orang yang menelpon
ku tadi malam itu adalah rizki, bunga mawar itu juga dari rizki, dari tadi
malam ternyata rizki, zella, dan dani sudah menyiapkan semua ini untuk ku...
anis, kiki dan aku
terkejut mendengar semua ini...
“vir, aku pengen
pergi ke taman dimana kita dulu jadian,” pinta rizki
“iya ki, aku akan
bawa kamu kesana” jawabku
Ayah rizki dan ayahku
memapah rizki masuk ke dalam mobil sedangkan aku membawa kan kursi roda untuk
rizki, badan rizki terlihat begitu kurus dan lemah, aku sangat sedih melihat
penderitaan yang di hadapi oleh rizki, namun aku hanya dapat tersenyum untuk
menghiburnya. tak lama kemudian kami sampai di taman, aku mendorong rizki
menggunakan kursi roda, ketika aku akan mendorong kursi roda, rizki memegang
tanganku dan menyuruh dani yang mendorong kursi rodania, seluruh keluarga ku
dan keluarga rizki serta sahabat-sahabatku melihat kami bertiga dengan
tersenyum. rizki meminta dani membawanya ke gazebo yang dulu aku gunakan untuk
berteduh dari hujan dengan rizki. disana dani meninggalkan kami berdua, rizki
menyanyikan lagu yang dulu ia pernah nyanyikan untuk ku, aku hanya bisa menangis,
kemudian rizki menghapus air mata yang mengalir dipipiku dengan kedua tangan
nya...
“aku tidak mau
ninihat air matamu vir” kata rizki
Setelah lama kami
mengobrol disana rizki menyuruhku untuk memanggil dani aku pergi meninggalkan
rizki untuk mencari dani, saat aku sudah bertemu dengan dani, aku memeluknya
lalu menangis di dalam dekapan dani.
“aku gak kuat
ngadepin semua ini dan, aku udah lama nungguin rizki kembali sama aku, tapi
kenapa disaat rizki kembali semuanya menjadi seperti ini dan?” ucapku sambil
menangis di dalam pelukan dani
“udah vir, kamu yang
sabar aja ya, semua ini sudah ada yang mengaturnya” jawab dani
Dani melepaskan ku
dari pelukannya dan mengajakku untuk menemui rizki, dari kejauhan aku melihat
rizki meneteskan air mata, namun rizki langsung megusap air matanya seakan ia
tidak ingin aku dan dani ninihat kesedihan yang terpancar di raut mukanya...
“dan, apa kamu mau
menjaga ninan setelah aku pergi nanti?” pinta rizki kepada dani
“kamu itu ngomong apa
ki, aku yakin kamu akan sembuh” jawab dani
“enggak dan, aku gak
akan sembuh”
“kamu adalah
satu-satu nya orang yang berhak dan pantas menjaga virly ki,”
“bukan aku, tapi kamu
dan, aku serahin semua sama kamu, aku yakin kamu bisa gantiin aku menjaga virly
” jawab rizki pada dani
“vir, aku sayang sama
kamu, aku harap kamu bisa hidup bahagia dengan dani tanpa aku disisi kamu lagi.”
kata rizki padaku
Aku hanya bisa
menangis mendengar semua itu, rizki menarik tangan dani dan menaruhnya di atas
tangan ku seakan ia ingin agar aku bersama dengan dani, pada saat itu tangan
rizki yang sedang menggenggam tanganku dan dani tiba-tiba terjatuh diatas
pangkuan nya dan matanya tertutup untuk selamanya. aku menangis dan kemudian memeluk
tubuh rizki yang sudah terbujur kaku di atas kursi roda itu. aku tidak
menyangka bahwa rizki akan meninggalkan ku untuk yang kedua kali nya dan kali
ini ia tidak akan pernah kembali kepada ku lagi untuk selama-lamanya.
TAMAT