Wednesday 16 January 2013

Cinta Tiada Akhir


“apa kamu serius ki mau pindah ke kalimantan? Kamu tega tah ninggalin aku disini” 
 “maafin aku vir, tapi aku benar-benar harus pergi”

 Kesedihan terpancar di raut muka ku ketika aku melihat rizki pergi meninggalkan ku menggunakan sebuah mobil tua berwarna merah, tak ku sangka orang yang selama ini ada disaat aku butuhkan akan pergi meninggalkan ku,
 Selama satu tahun setelah kepergian rizki aku menjadi pendiam, dan setiap malam aku hanya ninamun dan memandang ke luar jendela kamarku, aku mengingat ketika dulu aku selalu bersama dengan rizki
 saat itu usia ku masih 15 tahun dan aku masih duduk di kelas 1 sma, hari itu gak akan pernah aku lupakan.. dimana aku jadian dengan rizki..

 FLASH BACK
 Aku dan rizki adalah sahabat dari kecil, sejak bayi kami sudah tinggal bersebelahan rumah, kemana-kemana kami selalu pergi bersama, hingga teman-teman di sekolah kami memanggil kami sahabat kembar, aku tidak tau dari kapan teman-teman kami memberi jilukan itu kepada kami, tapi yg jelas julukan itu sudah ada dari sejak kami kelas 2 sd hingga sekarang, dan kami menyukai julukan itu..
 Pagi itu cuaca mendung
 “vir,virly!” teriak rizki di depan rumahku
 “kenapa?” jawabku dari jendela kamarku
 “cepet keluar, aku mau ngajakin kamu ke rumah ardi”
 “mau ngapain kesana?”
 “udah ikut aja bawel”
 aku keluar rumah dan menghampiri rizki yg tengah menunggu ku di depan rumah menggunakan motor matic berwarna biru miliknya... selama dijalan rizki terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya, dia adalah orang yang crewet, namun saat itu dia terlihat begitu berbeda, mukanya terlihat pucat dan gugup..
 “kamu knp ki?” kataku pada rizki

 Rizki tidak menjawab pertanyaan ku dan hanya menggelengkan kepala. Apa yang sebenarnya terjadi pada rizki? Aku sangat bingung ketika itu, tidak lama kemudian dia berhenti di sebuah taman dan menyuruhku untuk turun.
 “kenapa berhenti disini ki? Tingkahmu itu bikin aku bingung”  tanya ku kesal kepada rizki
 “lihat kebelakang vir” jawab rizki santai

 Aku terkejut ketika aku memalingkan badan ku ke arah belakang, dan disana aku melihat taman indah dengan rangkaian bunga mawar yg dirangkai sedemikian rupa hingga tertulis I LOVE U di tengah taman itu,
 “hah? Apa ini ki?”
 “ih dodol, masak enggak ngerti si sama maksud aku?”  Jawab rizki sambil mencubit kedua pipiku
 “seriusan aku gak ngerti ki”
 “oke-oke, aku jawab pertanyaan kamu. vir, ak itu sayang sama kamu”
 “so?”
 “dasar bawel,kamu mau gak jadi pacar aku?” tanya rizki serius
 “mau gak ya? Hmm... ak mau ki” jawabku dengan pasti
 “serius vir?”
 “mmm... he’em..”

 Ketika kami akan meninggalkan taman, tiba-tiba hujan turun dengan deras nya seakan tidak menginginkan kami meninggalkan taman itu. kami meneduh di bawah salah satu gazebo yang ada di taman itu. hujan tidak kunjung reda, sehingga kami pun lama di taman itu, rizki menyanyikan sebuah lagu untukku, lagu yang menggambarkan perasaannya pada ku pada saat itu..

 Tanggal 12 february 2009 tepat ketika aku berulang tahun yang ke 15 itulah dia menembakku, aku tidak akan pernah melupakan satu detik pun kenangan itu. Semenjak hari itu hidup aku terasa berbeda dan menjadi lebih indah, rizki selalu membuat aku tersenyum ketika bersamanya, setiap pagi dia selalu menaruh setangkai bunga mawar merah di depan pintu rumahku, di sekolah pun dia juga selalu memberi kejutan yang berbeda-beda setiap harinya.

 Satu tahun setelah kami berpacaran aku terkejut ketika rizki berkata padaku bahwa dia akan pindah ke kalimantan untuk ninanjutkan sekolah disana, saat itu kami sedang makan di kantin sekolah, dia menatapku seakan tidak ingin memalingkan pandangan nya dari wajahku
 “vir..” panggil rizki
 “kenapa ki?” jawabku sambil tersenyum
 “gimana kalok misalkan aku pergi jauh ninggalin kamu, apa kamu bakalan kangen sama aku?” Ucap rizki serius
 “maksud kamu apa ki? Kamu mau ninggalin aku?”
 “vir, besok ayahku akan di pindah tugasin ke kalimantan sama atasan nya”
 “kamu serius ki? Gak usah bercanda deh ki, gak lucu ah”
 “apa muka aku kelihatan lg bercandavir?”

 Pada saat itu aku tidak sanggup menjawab petanyaan dari rizki, aku berlari pergi meninggalkan meja dimana aku duduk dengan rizki, rizki memanggilku dan mengejarku namun aku tetap tidak mau berhenti. Aku masuk ke kelas dan disana aku menangis, kiki salah satu sahabatku melihatku menangis dan ia datang menghampiriku dan bertanya padaku.
 “kamu kenapa nin?” tanya kiki
 “gak papa ki”
 “gak mungkin kamu nangis kalok gak ada sesuatu yang terjadi sama kamu”

 Kiki bingung kenapa aku menangis, pada saat itu rizki datang dan menjelaskan semua pada kiki. rizki menyuruh kiki untuk meninggalkan kami berdua di kelas, rizki meminta maaf kepada ku tentang masalah di kantin tadi, aku yang sedang emosi dan masih belum bisa menerima kenyataan itu akhirnya menyuruh rizki meninggalkan ku di kelas...
 Dan keesokan hari nya, rizki dan keluarganya benar-benar serius pindah ke kalimantan
 Usia ku kini telah menginjak 17 tahun, sejak kepergian rizki dia tidak pernah mengirimi ku kabar sama sekali, apa mungkin rizki sudah melupakan ku? Aku tidak pernah tau sekarang dia tinggal dimana..

 Disaat aku sedang asyik memperhatikan dan melihat bintang-bintang  di langit tiba-tiba seseorang mengaget kan ku dari belakang,
 “hey !!” tegur fuzella
 “eh zel, kamu ngagetin aja, sama siapa kesini?” jawabku
 “sama temen-temen vir, mereka ada di ruang tamu, tadi ibu kamu nyuruh aku masuk ke kamar kamu buat manggil kamu”
 “oh, suruh aja mereka masuk kesini, aku lg males ni mau keluar kamar”
 “kamu itu kapan vir eggk males, selalu jawab kayak gitu, udahlah kamu itu jangan mikirin rizki terus, pikirin tu si dani, kurang apa si dia? Dia itu baik sama kamu, perhatian, tapi kenapa kamu gak pernah mau nanggepin dia?
 “gak papa zel, aku belum bisa buka hati buat cowok laen,”
 “kapan kamu bisa lupa sama rizki kalok kamu setiap hari Cuma ngurung diri di kamar dan enggak pernah mau bergaul di luar rumah” sahut kiki
 “bener itu yang di bilang sama kiki vir” timpal anis
 “kalian ini, bisa aja kalo ngomong, belum saat nya buka hati buat cowok laen”
 “vir, kapan kamu itu bisa buka hati buat cowok laen? Sedangkan setiap ada cowok yang suka sama kamu dan mau deketin kamu, kamu selalu bilang sama mereka kalok kamu belum bisa buka hati buat mereka” bentak zella
 “kamu bener  zell, aku bodoh.. rizki gak pernah minta aku nungguin dia sampek dia kembali kesini lagi” ucap ku sambil meneteskan air mata
 “vir, apa mungkin rizki itu kembali kesini lagi? Itu gak mungkin, kalok dia emang bakal kembali ke sini lagi dia pasti bakalan bilang sama kamu sebelum dia pergi?” kata zella menasehatiku

 Malam ini teman-teman ku akan menginap dirumahku, ketika kami sedang asyik mengobrol hp ku tiba-tiba berbunyi, aku tidak tau siapa yg menelpon dan aku langsung mengangkatnya
 “halo, dengan siapa ya, ?”tanya ku pada org tersebut

 Setelah lama aku menunggu dan orang tersebut tidak menjawab sapaan ku aku mengulangi nya lagi
 “siapa ini?”

 Karna lama tidak menjawab akhirnya aku matikan telpon nya,
 “siapa vir yg menelpon?” tanya kiki
 “gak tau ki, sama dia enggak di jawab, mungkin SB” jawab ku
“apa itu SB nin?”
 “salah sambung,” jawabku tersenyum,

 Tidak lama kemudian nomer yg tadi menelpon lagi, kali ini aku berikan hp nya kepada kiki, aku menyuruh kiki untuk mengangkat nya.. namun kiki tidak mau, akhirnya zella menawarkan diri untuk mengangkatnya
 “halo, ini siapa ya?” tanya zella dengan lembut
 “bisakah aku bicara dengan virly ?” jawab penelpon itu
 “bisa, emang ini siapa?” tanya zella kembali..
 “ini teman nya,” kembali penelpon itu menjawab

 Kemudian zella memberikan hp itu kepadaku, namun disaat aku bertanya kepada penelpon itu dia hanya diam saja dan tidak mau menjawab pertanyaanku sama sekali, aku sangat marah dengan orang itu dan aku mematikan telpon nya,.. aku non-aktifkan hp ku dan menaruhnya di atas meja
 “kenapa vir ? Tanya anis
 “gila emang dia itu, dari tadi aku ngomong enggak di jawab sama sekali, emang tadi itu siapa si zell?” tanya ku pada zella .
 “aku gak tau vir,dia Cuma bilang kalo dia itu temen kamu,” jawab zella bingung
 “cewek apa cowok?”
 “cowok nin,”
 “udahlah lupain aja, aku ngantuk mau tidur.. kalian udah ngantuk belum? Udah jam 11 tu”
 “kalian tdur duluan aja kalok udah ngantuk, aku mau chatting-an dulu sama pacar aku, boleh aku pinjem hp kamu vir ?” kata zella
“boleh, ambil aja tu di atas meja”

 Mentari pagi mulai menampakkan diri dan menggantikan bulan menghiasi langit. terdengar dari luar kamar ku suara ibu membangunkan ku dan sahabat-sahabat ku, tak lama kemudian aku terbangun dan membuka pintu menghampiri ibu ku yang sedang berdiri di depan pintu kamar..
 “hari ini kamu libur sekolah kan, kamu jaga rumah ibu dan ayah mau pergi menjenguk paman mu di rumah sakit, tadi malam paman masuk rumah sakit” kata ibu...
 “iya bu, hati-hati ya.. ini kan masih pagi kenapa ibu buru-buru pergi? Jawabku kepada ibu
 “tidak apa-apa vir , kasihan bude sendirian nemenin paman di rumah sakit, ibu sudah siapkan sarapan untuk kalian di meja makan,”
 “iya bu,”
 “tante pergi dulu ya, tante titip virly yaa ” kata ibu kepada teman-temanku
 “iya tante,” jawab anis

 Aku berjalan di belakang ibu mengantarkan nya sampai di depan pintu rumah, pada saat aku berdiri di depan rumah aku tiba-tiba ingat dengan rizki, aku rindu dengan dia, aku berharap pagi ini akan ada setangkai bunga mawar tergeletak di depan pintu rumah ku, namun itu hanya angan-angan yang tidak mungkin akan terwujud, aku menutup pintu rumah lalu masuk ke dalam kamar dan menemui sahabat-sahabatku yang sedang berbaring di atas tempat tidurku, aku melihat keluar jendela, aku ingat masa-masa dulu ketika rizki masih disini bersamaku. cuaca hari ini benar-benar persis ketika aku jadian dengan rizki dulu, mendung dan tenang, aku melihat keluar jendela dan ninihat langit, aku harap hari ini akan turun hujan. besok adalah 2 tahun aku jadian sama rizki, apa dia masih ingat tanggal itu? Tanyaku dlm hati dan tanpa aku sadar aku telah meneteskan air mata.
 “vir, kamu kenapa?” tanya sahabat-sahabatku,
 “aku ingat sama rizki, hari ini mirip banget sama hari dimana aku jadian sama dia” jawabku sambil menangis
 “vir, aku yakin rizki disana juga masih ingat kalok besok adalah 2tahun kalian jadian” ucap zella sambil mengelus punggungku
 “kamu tau dari mana kalo dia inget tentang besok” tanya ku penasaran
 “firasat aku bilang kayak gitu vir, oh iya, tadi malam dani sms aku, dia bilang hari ini mau ngajakin kamu maen, kamu mau gak vir?”
 “udah mau aja lo vir, buat menghibur diri kamu yang lg sedih” sahut anis
 “bilang aja sama dani nanti jam 11 suruh jemput” jawabku
 “kamu serius mau vir?”
 “iya zell , aku mau tapi kalian jagain rumahku ya, jangan pergi kemana-kemana”
 “oke’’ bisa di atur say”

 Mungkin memang benar kata sahabat-sahabat ku kalok aku itu butuh refreshing agar bisa menenangkan pikiran dan melupakan semua masalah yang ada dalam hidupku, aku harus bisa membuka diri untuk laki-laki lain. jam menunjukkan pukul 6.30 tepat, aku dan sahabat-sahabatku pergi ke dapur untuk sarapan pagi, ibu memasak semur jamur kesukaan ku dan rizki semasa kami masih duduk di bangku smp dulu, aku hanya tersenyum melihat masakan itu.. setelah selesai sarapan kami langsung membereskan rumah dan setelah itu kami menonton tv di ruang keluarga, ketika kami sedang asyik menonton tv, hp zella berbunyi dan ia pergi menjauh dari kami untuk mengangkat telpon seakan tidak mau kami tau siapa yang menelpon nya zella membuka pintu depan rumah dan keluar, tidak lama kemudian zella masuk kembali kedalam rumah, dan kembali menonton tv bersama kami lagi...
 Tidak terasa jam kini telah menunjukkan pukul 10.15, kemudian aku bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan bersama dani...
 “good luck ya friend,” kata zella dengan tersenyum ke arahku
 “oke zell ,” jawabku

 Zella tersenyum melihat kearahku, aku tidak ingin membuat sahabat-sahabatku selalu sedih jika mereka melihat keadaanku yang seperti ini terus, aku ingin membuat mereka semua bahagia, setelah aku selesai menyiapkan semuanya, aku berdiri di depan kaca dan berkata
 “aku harus bisa membahagiakan semua orang yang sayang sama aku”

 Kemudian aku berjalan menuju ruang keluarga dimana sahabat-sahabatku sedang menonton tv, aku menghampiri mereka dan tersenyum lalu berkata
 “doa’in hari ini aku sukses ya”
 “kamu pasti bisa kalok kamu mau berusaha vir” kata zella
 “iya, pasti aku bisa teman-teman”
 “aku nungguin dika diluar aja ya zell”
 “iya vir”
 “bye semuaaaa:--) ”
 “bye”

 Saat aku membuka pintu, begitu terkejut nya aku ketika melihat setangkai bunga mawar merah tergletak di depan pintu rumah ku. aku menangis dan mengambil bunga itu, aku kembali lagi masuk ke dalam ruang keluarga, di depan zella, kiki, dan anis aku menunjukkan bunga mawar itu ke arah mereka dan menangis sekuat yang aku bisa, rasa rindu ku yang selama ini aku pendam di dalam hati benar-benar tidak bisa aku simpan lagi, disana mereka langsung meninukku dan ikut menangis seakan mereka merasakan perasaan yang sedang aku rasakan saat ini.
 “siapa orang yang menaruh mawar ini di depan pintu?” tanya ku sambil menangis,

 Tak ada satupun yang menjawab pertanyaanku tersebut, aku mencoba menahan air mata ku yang terus mengalir di pipiku,
 Tin....tin...tin...
 Terdengar suara klakson motor dari luar rumah
 “itu mungkin dani vir, kamu samperin aja dia” kata anis memberi tahu

 Aku langsung lari keluar menghampiri dani dan menanyakan mengenai bunga mawar yang tergeletak di depan pintu rumah ku itu.
 “dan, apa kamu tadi yang narok bunga mawar di depan rumah aku?” tanyaku dengan penuh tanda tanya di dalam hati
 “bukan vir, emang kenapa?” balik dani mengajukan pertanyaan kepadaku..
 “gak papa dan, ya udahlah lupain aja, kamu mau ngajak aku kemana?”
 “oh udah kamu ikut aja, nanti kamu bakal tau sendiri”

 Aku hanya tersenyum dan memandangi wajah dani,
 “udahlah vir ikut aja, aku tau saat ini kamu belum bisa buka hati buat aku, aku gak akan paksain kamu kokvir” kata dani padaku
 “maaf dan, bukan gitu maksud aku”
 “iya vir gak papa, ya udah ayok naik”

 Begitu lama kami menelusuri jalan yang entah kemana dani akan membawaku pergi, 2 jam perjalan akhirnya dani memberhentikan motornya dan memarkirkan nya di sebuah rumah sakit swasta yang bisa di bilang rumah sakit exclusive, aku tidak mengerti kenapa dani mengajakku kesini. dani mengajakku memasuki rumah sakit dan melangkah melalui koridor-koridor rumah sakit tersebut, aku membaca di atas dinding tertulis ruang penyakit kanker dan kami berhenti di salah satu ruang bernama ruang mawar nomer 13, aku semakin bingung dengan dani, apa yang sebenarnya akan dani tunjukkan kepada ku, aku menarik tangan dani ketika ia hendak membuka pintu ruang kamar tersebut, dani menoleh dan tersenyum ke arahku. ketika dani membuka pintu ruang kamar tersebut dia menyuruhku untuk masuk duluan ke dalam, aku hanya menurut dengan perintah dani, aku kaget ketika melihat kedua orang tua ku ada di dalamnya, dan disitu juga aku melihat orang tua rizki, aku semakin bingung dengan keadaan ini. ketika aku melihat ke sudut kamar yang lebar itu aku melihat seorang pria terbaring tak berdaya di atas tempat tidur, aku seperti tidak asing dengan pria itu tapi siapa aku belum tau pasti, aku mencoba mendekatinya dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dan mengetahui siapa pria yang ada di atas tempat  tidur itu, ternyata pria itu adalah rizki orang yang selama ini aku tunggu-tunggu kedatangan nya tanpa basa basi aku langsung memeluk tubuh nya dengan erat, aku menangis dan masih belum mengerti dengan semua ini, namun rizki hanya tersenyum melihatku
 “ki, aku kangen banget sama kamu, kenapa kamu gak pernah kasih aku kabar? Apa kamu udah lupa sama aku? ” tanya ku dengan rasa rindu yang sudah memuncak
 “aku juga kangen sama kamu bawel, kamu apa kabar? Tambah cantik aja sekarang, aku gak mungkin vir lupa sama kamu” jawab rizki
 “terus kenapa kamu gak kasih aku kabar? Kamu bilang kamu ke kalimantan, tapi kok masih disini?”

 Semua orang diruangan itu keluar meninggalkan aku dan rizki berdua disini, rizki pun mulai menjelaskan semua yang terjadi kepada ku dan betapa terkejut nya aku ketika ia bilang bahwa ia menderita penyakit leukimia stadium akhir, aku menangis di depan rizki dan dia menyuruhku agar tidak menangis karna itu hanya akan membuatnya bersedih,
 “kamu bo’ong kan ki? Kamu enggak serius kan?” tanya ku memastikan semua perkataan nya
 “enggak vir, aku serius, kamu dari dulu enggak pernah berubah ya, selalu aja enggak pernah mau percaya sama aku”
 “gimana aku bisa percaya jika semua ini terjadi sama kamu ki,”
 “selama 1 tahun ini aku selalu memperhatikan perkembanganmu, aku sedih ketika mendengar dari ayah sama ibu kamu kalok kamu sekarang menjadi wanita yang pendiam vir, dulu waktu aku pertama kali mendengar kalo aku menderita penyakit leukimia aku sama kayak kamu vir, aku syok banget, makannya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kamu agar kamu tidak terlalu menderita dengan penyakit aku ini. cukup aku aja yang menderita vir, dokter bilang umur aku sudah tidak lama lagi vir”
 aku mengerti dengan sifat rizki dan semua yang dia pikirkan, aku tidak ingin membuatnya semakin sedih karna melihatku menangis, aku ingin membuat hari-hari terakhir rizki menjadi lebih indah...
 zella, kiki, dan anis masuk ke dalam ruang dimana aku dan rizki berada di dalamnya, mereka mengejutkanku, zella menjelaskan semuanya kepada ku bahwa orang yang menelpon ku tadi malam itu adalah rizki, bunga mawar itu juga dari rizki, dari tadi malam ternyata rizki, zella, dan dani sudah menyiapkan semua ini untuk ku...
 anis, kiki dan aku terkejut mendengar semua ini...
 “vir, aku pengen pergi ke taman dimana kita dulu jadian,” pinta rizki
 “iya ki, aku akan bawa kamu kesana” jawabku

 Ayah rizki dan ayahku memapah rizki masuk ke dalam mobil sedangkan aku membawa kan kursi roda untuk rizki, badan rizki terlihat begitu kurus dan lemah, aku sangat sedih melihat penderitaan yang di hadapi oleh rizki, namun aku hanya dapat tersenyum untuk menghiburnya. tak lama kemudian kami sampai di taman, aku mendorong rizki menggunakan kursi roda, ketika aku akan mendorong kursi roda, rizki memegang tanganku dan menyuruh dani yang mendorong kursi rodania, seluruh keluarga ku dan keluarga rizki serta sahabat-sahabatku melihat kami bertiga dengan tersenyum. rizki meminta dani membawanya ke gazebo yang dulu aku gunakan untuk berteduh dari hujan dengan rizki. disana dani meninggalkan kami berdua, rizki menyanyikan lagu yang dulu ia pernah nyanyikan untuk ku, aku hanya bisa menangis, kemudian rizki menghapus air mata yang mengalir dipipiku dengan kedua tangan nya...
 “aku tidak mau ninihat air matamu vir” kata rizki

 Setelah lama kami mengobrol disana rizki menyuruhku untuk memanggil dani aku pergi meninggalkan rizki untuk mencari dani, saat aku sudah bertemu dengan dani, aku memeluknya lalu menangis di dalam dekapan dani.
 “aku gak kuat ngadepin semua ini dan, aku udah lama nungguin rizki kembali sama aku, tapi kenapa disaat rizki kembali semuanya menjadi seperti ini dan?” ucapku sambil menangis di dalam pelukan dani
 “udah vir, kamu yang sabar aja ya, semua ini sudah ada yang mengaturnya” jawab dani

 Dani melepaskan ku dari pelukannya dan mengajakku untuk menemui rizki, dari kejauhan aku melihat rizki meneteskan air mata, namun rizki langsung megusap air matanya seakan ia tidak ingin aku dan dani ninihat kesedihan yang terpancar di raut mukanya...
 “dan, apa kamu mau menjaga ninan setelah aku pergi nanti?” pinta rizki kepada dani
 “kamu itu ngomong apa ki, aku yakin kamu akan sembuh” jawab dani
 “enggak dan, aku gak akan sembuh”
 “kamu adalah satu-satu nya orang yang berhak dan pantas menjaga virly ki,”
 “bukan aku, tapi kamu dan, aku serahin semua sama kamu, aku yakin kamu bisa gantiin aku menjaga virly ” jawab rizki pada dani
 “vir, aku sayang sama kamu, aku harap kamu bisa hidup bahagia dengan dani tanpa aku disisi kamu lagi.” kata rizki padaku

 Aku hanya bisa menangis mendengar semua itu, rizki menarik tangan dani dan menaruhnya di atas tangan ku seakan ia ingin agar aku bersama dengan dani, pada saat itu tangan rizki yang sedang menggenggam tanganku dan dani tiba-tiba terjatuh diatas pangkuan nya dan matanya tertutup untuk selamanya. aku menangis dan kemudian memeluk tubuh rizki yang sudah terbujur kaku di atas kursi roda itu. aku tidak menyangka bahwa rizki akan meninggalkan ku untuk yang kedua kali nya dan kali ini ia tidak akan pernah kembali kepada ku lagi untuk selama-lamanya.

 TAMAT

No comments:

Post a Comment